Pages

Pages - Menu

Rabu, 07 November 2012

BALANCED SCORECARD


BALANCED SCORECARD
SEBAGAI PENGUKURAN KINERJA

PENDAHULUAN
            Dalam era revolusi informasi yang sedang berlangsung dewasa ini, dunia usaha menghadapi perubahan lingkungan dengan karakteristik yang jauh berbeda dengan sebelumnya. Dalam era revolusi industri, keunggulan daya saing suatu entitas usaha ditentukan oleh efisiensi dalam alokasi sumber daya atau aset berwujud (tangible resorces/assets) yang mudah dijabarkan dalam dimensi keuangan. Sebaliknya, dalam era informasi, keunggulan daya saing suatu entitas usaha sangat tergantung pada kemampuanya untuk mobilisasi dan mengeksploitasi sumber daya atau aset tak terwujud (intangible resources/asset) yang tidak mudah dijabarkan dalam dimensi keuangan.
            Dalam lingkungan yang baru ini sistem informasi unidimensional yang terbatas pada tolak ukur keuangan yang berkembang dalam era revolusi industri tidak lagi memadai untuk mobilisasi dan mengeksploitasi sumber daya yang sebagian besar merupakan aset yang tak berwujud. Dengan demikian untuk menmenignkatkan mutu informasi dalam proses perumusan dan implementasi strategi   
Balanced secorecard merupakan salah satu konsep yang telah menjadi pusat perhatian para akademisi maupun praktisi manajemen sejak diperkenalkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton sekitar satu dekade yang lalu dalam jurnal Harvard Bussiness Review. Dengan memanfaatkan BSC, konsep sistematik yang pada hakikatnya merupakan sintesis dari sejumlah konsep manajemen kontemporer, sebuah perusahaan diyakini akan unggul dalam persaingan yang amat ketat dewasa ini.
   

Apa itu BSC ?
·         Pengukuran kinerja perusahaan yang modern dengan mempertimbangan empat perspektif (yang saling berhubungan) yang merupakan penerjemahan strategi dan tujuan yang diingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka panjang, yang kemudian diukur dan dimonitor secara berkelanjutan
·         Konsep ini dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton

Kapan Munculnya Balanced Scorecard ?
·         Adanya pergeseran tingkat persaingan bisnis dari industrial competition ke information competition, sehingga mengubah alat ukur atau acuan yang dipakai oleh perusahaan untuk mengukur kinerjanya.
Perubahan Teknologi à Persaingan ketat di dunia bisnis à Mendorong kebutuhan akan Informasi à Mengakibatkan persaingan Informasi à Untuk membantu ambil keputusan.

Mengapa kata “BALANCE”
  • Karena Balanced Scorecard menunjukkan adanya keseimbangan antara semua factor yaitu keseimbangan antara :
à Faktor keuangan dan non keuangan
à Pihak eksternal dan internal
à Jangka pendek dan jangka panjang

Empat Perspektif Apa Saja ?
1.      Perspektif Keuangan (K)
2.      Perspektif Pelanggan (NK)
3.      Perspektif Bisnis Internal (NK)
4.      Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran (NK)

Mengapa Harus 4 Perspektif ?
·         Perspektif Keuangan tidak cukup mencerminkan kinerja perusahaan dimana perspektif keuangan yang baik tidak menjamin bahwa perusahaan tersebut akan bisa exiss dalam jangka panjang (yang merupakan tujuan utama suatu perusahaan didirikan)

Mengapa Perspektif Non Keuangan Penting ?
·         Perspektif Non Keuangan di anggap sebagai bagian yang bila ikut diperhatikan, pada akhirnya dapat mendongkrak kinerja keuangan yang merupakan keinginan utama dari pemegang saham.
·         Untuk dapat exiss, perusahaan harus mempunyai strategi yang dituangka dalam action-action, sehingga penilaian kinerja juga harus lebih dari sekedar penilaian financial.

Apa yang diutamakan dalam setiap perspektif ?
1.      Financial à Berorientasi pada para pemegang saham
2.      Customer à Bagaimana kita bisa menjadi supplier utama yang paling bernilai bagi para customer
3.      Internal Bussiness Process à Proses bisnis apa saja yang terbaik yang harus kita lakukan dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan financial dan kepuasan konsumen
4.      Learning and Growth à Bagaimana kita bisa meningkatkan dan menciptakan value secara continue terutama dalam hubungannya dengan kemampuan dan motivasi karyawan

Bagaimana Hubungan antara ke-4 Perspektif ?



Apa Yang Dinilai dari Perspektif Pelanggan ?
Perspektif Pelanggan dapat diukur dengan lima aspek utama (Kaplan, 1996)
  1. Pengukuran Pangsa Pasar
  2. Pengukuran Customer Retention
  3. Pengukuran Customer Acquisition
  4. Pengukuran Customer Satisfaction
  5. Pengukuran Customer Profitability

Apa Yang Dinilai dari Perspektif Bisnis Internal ?
Perspektif Bisnis Internal dapat diukur dengan tiga aspek utama yaitu :
  1. Proses Inovasi (penelitian dasar dan trepan juga penelitian pengembangan produk)
  2. Proses Operasi (menitikberatkan pada efisiensi proses, konsistensi dan ketepatan waktu dari barang/jasa yang diberikan kepada konsumen.
2.1.            Pengukuran terhadap efisiensi waktu yang dibutuhkan (time measurements)

                                                                            Processing Time
Manufacturing Cycle Efectiveness = ----------------------
                                                                Throughput Time

2.2.            Pengukuran terhadap kualitas proses produksi (quality process measurements)
Menditeksi adanya tingkat kerusakan produk dari proses produksi, perbandingan produk bagus yang dihasilkan dengan produk bagus yang masuk dalam proses, bahan buangan (waste), bahan sisa (scrap), besarnya angka pengerjaan kembali (rework), besarnya angka pengembalian bari dari konsumen dll.

2.3.            Pengukuran terhadap efisiensi biaya proses produksi (process cost measurements)
Dalam manufaktur maju, pengukuran atas biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk digunakan ABC system.

Ketiga poin di atas secara bersama-sama (simultan) akan menghasilkan  tiga parameter yang penting untuk mengkarakteristikkan pengukuran proses bisnis internal (perhitungan biaya yang tepat dimana tidak ada pemborosan biaya dari aktivitas yang tidak bernilai tambah dan kualitas produk yang dihasilkan  baik akan menghasilkan proses bisnis internal yang baik).

  1. Pelayanan Purna Jual (akan mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen)
Aktivitas-aktivitas diantaranya : garansi, reparasi, perlakuan terhadap produk cacat atau rusak, pelayanan dalam komplain dll

Apa Yang Dinilai dari Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran ?
·         Betapa pentingnya untuk terus memperhatikan karyawan, memantau kesejahteraannya, meningkatkan pengetahuan karyawan yang pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan untuk mencapai hasil ketiga perspektif diatasnya.




  1. Mengukur Kemampuan Karyawan dengan 3 aspek :
1.1.            Pengukuran kepuasan karyawan
·         Tingkat keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan
·         Pengakuan terhadap hasil kerja karyawan
·         Kemudahan dalam mendapatkan informasi sehingga dapat bekerja sebaik mungkin
·         Keaktifan dan kreativitas dalam melakukan pekerjaan
·         Tingkat dukungan yang diberikan kepada karyawan
1.2.            Pengukuran perputaran karyawan dalam perusahaan
1.3.            Pengukuran produktivitas karyawan
·         Gaji yang diperoleh
·         Rasio perbandingan antara konpensasi yang diperoleh karyawan dengan jumlah karyawan yang ada di perusahaan.

2.   Kemampuan Sistem Informasi
Kualitas dan produktifitas karyawan dipengaruhi oleh akses terhadap system informasi yang dimiliki perusahaan (persentase ketersediaan informasi). Semakin mudah informasi diperoleh maka karyawan akan memiliki kenerja yang semakin baik
Informasi yang dibutuhkan karyawan seperti informasi pelanggannya, biaya produksi dll

3.   Motivasi, Pemberian Wewenang dan Pembatasan Wewenang Karyawan
Selain kemudahan akses informasi yang bergitu bagus tetapi juga harus diikuti dengan adanya motivasi karyawan untuk mau meningkatkan kinerjanya.
Pengukuran motivasi karyawan dapat dinilai melalui dimensi :
3.1.            Pengukuran terhadap sarana yang diberikan kepada perusahaan dan diimplementasikan
3.2.            Pengukuran atas perbaikan dan peningkatan kinerja karyawan
3.3.            Pengukuran terhadap keterbatasan individu dalam organisasi


Referensi :
1.               Mulyadi (1999), Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen : Sistem Pelipatganda Kinerja Perusahaan, Edisi satu, Yogyakarta : Adiya Media
2.                http://puslit.perta.ac.id/journals/acounting

Tidak ada komentar:

Posting Komentar