Merancang Balanced Scorecard Pada PT. Bank
Syariah ABC
Berdasarkan
pengalaman banyak perusahaan kelas dunia yang mengimplementasikan Balanced
Scorecard , diketahui
bahwa terjadi perbaikan kinerja perusahaannya dari tahun ke tahun. Hal ini
disebabkan karena seluruh pegawai di dalam perusahaan mengerti secara jelas
bahwa aktivitas yang mereka lakukan setiap harinya mempunyai akibat pada
keberhasilan pencapaian visi, misi dan strategi perusahaan. Untuk lebih
memahami konsep BSC, perlu disajikan suatu contoh model rancangan BSC pada
sebuah Bank yang memiliki keunikan dalam sistem operasionalnya.
PT. Bank Syariah ABC merupakan bank umum yang
beroperasi berdasarkan syariah islam dimana sistem bunga dalam bank
konvensional diganti dengan sistem bagi hasil. Pendiriannya diawali dengan
suatu gagasan untuk memberikan atau menyediakan suatu lembaga
keuangan berbentuk bank yang sesuai bagi umat islam yang merupakan penduduk
mayoritas rakyat indonesia. PT. Bank Syariah ABC sebagai bank yang
menerapkan syariah islam mempunyai keunikan dalam struktur organisasinya yaitu
dengan adanya suatu badan yang pengawasi penerapan syariah islam secara benar yaitu
“Dewan Pengawas Syariah“. Penerapan syariah islam
dalam kegiatan operasionalnya direpresentasikan dengan sistem bagi hasil
sebagai imbalan bagi penabung atas simpanan dananya ataupun imbalan bank dari
kegiatan pembiayaannya. Dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1992 disebutkan
bahwa yang dimaksud dengan bank bagi hasil adalah bank umum atau bank
perkreditan rakyat yang melakukan kegiatan usahanya semata-mata berdasarkan
prinsip bagi hasil sesuai dengan syariah islam.
Visi, Misi dan Strategi Perusahaan
Untuk menjalankan
kegiatan operasionalnya, PT. Bank Syariah ABC telah menyusun perencanaan bisnis
dimana di dalamnya diterapkan visi dan misi perusahaan, yang merupakan
pernyataan tujuan jangka panjang perusahaan, termasuk strategi yang akan
digunakan untuk berkompetisi. Visi ini merupakan pernyataan keinginan
perusahaan untuk menjadi apa di masa yanag akan dating. Visi PT.
Bank Syariah ABC, menunjukan keinginan perusahaan untuk menjadi :
1. Bank Syariah terdepan yang paling utama di Indonesia
2. Pelaku perbankan yang dominan di pasar syariah
3. Bank yang dikagumi di pasar nasional
Untuk mewujudkan visinya, PT. Bank Syariah ABC memiliki misi sebagai
berikut :
1. Menjadi Bank Syariah yang dikelola secara professional dengan penekanan
pada keunggulan manajemen, orientasi pasar dan jiwa kewirausahaan.
2. Menjadi model bagi pengelolaan Bank Islam.
3. Menjadi Bank yang paling inovatif dalam kegiatan investasi.
Untuk mencapai visi dan misi tersebut, PT. Bank Syariah ABC menerapkan strategi
usaha sebagai berikut :
1. Meningkatkan pendapatan melalui ekspansi pembiayaan secara selektif dan prudent dengan
penekanan pada usaha kecil melalui pemanfaatan jaringan lembaga keuangan
syariah, tanpa mengabaikan pembiayaan kepada usaha menengah dan besar dengan
penekanan pada perusahaan-perusahaan yang mendukung pengembangan usaha kecil.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kepada pelanggan dan pengembangan produk-produk
andalan.
3. Meningkatkan kualitas profesionalisme sumber daya insani perusahaan.
4. Meningkatkan jumlah kantor pelayanan baru pada daerah-daerah strategis yang
dianggap strategis.
5. Mengembangkan teknologi informasi dan teknologi pelayanan untuk kebutuhan
intern dan ekstern perusahaan.
6. Meningkatkan intensitas pengawasan dan menumbuhkan budaya patuh kepada
aturan yang telah ditetapkan bersama.
Kondisi Umum
Perekonomian Indonesia
Setelah
mengalami krisis sejak pertengahan tahun 1997, gejala stabilisasi perekonomian
mulai terlihat di tahun 1999. Indikatornya antara lain perlambatan laju inflasi
dan membaiknya pertumbuhan ekonomi, menurut data BPS, tingkat inflasi pada
periode ini adalah sebesar 2,01% dimana tahun sebelumnya angka tersebut sempat
mencapai 77,6%. Pertumbuhan ekonomi yang semula anjlok sebesar (13,6%),
diperkirakan juga bisa tumbuh positif pada tingkat 0,12%.
Namun demikian,
dibandingkan dengan Thailan dan korea yang juga mengalami krisis pada waktu
yang sama, pemilihan ekonomi indonesia tertinggal sekitar 1 hingga 1 1/2 tahun.
Kedua negara tersebut sudah mengalami pertumbuhan ekonomi positif yang cukup
besar sehingga mereka berani melepaskan diri dari program IMF.
Ketertinggalan
itu lebih diakibatkan adanya gejolak ekonomi dan politik yang tidak kunjung
reda. Hal ini terlihat di tahun 2000, inflasi meningkat ( Januari – Desember
2000 ) menjadi 9,35% dan 7,48% di tahun 2001 ( januari – agustus 2001 ).
Pertumbuhan ekonomipunmenurun dari 4,8% ditahun 2000 menjadi sekitar 3,5%
ditahun 2001.
Ketertinggalan
kita juga terlihat dari gejolak mata uang rupiah yang masih terus berlangsung
dengan tingkat volatilitas yang sangat tinggi. Rupiah
memang sempat menguat Rp. 6.800,- per USD sejak pemilu sampai setelah pemilihan
presiden di tahun 1999, namun kemudian melemah kembali menjadi Rp. 7.300,- per
USD pada pertengahan desember 1999. Volatilitas ini terus berlanjut bahkan
nilai rupiah di akhir tahun 2001 ini berada di kisaran Rp. 10.500,- per USD,
nilai tukar yang jauh lebih tinggi di bandingkan fair value - nya.
Demikian pula
dengan Index Harga Saham Gabungan ( IHSG ) di Bursa Efek Jakarta yang sempat
menembus angka 700 setelah Pemilu, kembali melemah sampai dibawah 600, bahkan sempat
dibawah 400 di tahun 2001. Selain itu, antara bulan januari sampai september
1999, aliran modal swasta masih defisit 16,1 milyard USD, atau lebih tinggi
10,1 milyard USD dari tahun sebelumnya. Banyak analis mengatakan bahwa hal ini
diakibatkan oleh berlanjutnya dinamika sosial dan politik di tanah air.
Kondisi
Umum Perbankan Indonesia
Penurunan
tingkat inflasi dan penguatan nilai tukar rupiah pada akhir tahun 1999
berdampak positif pada penurunan tingkat Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
dan Deposito. Tingkat bunga SBI yang pernah mencapai 70% pada pertengahan 1998,
terus menurun sehingga mencapai sekitar 11,93% pertengahan desember.
Secara
berangsur-angsur kinerja perbankan mulai menunjukan tanda-tanda pemulihan.
Sampai dengan nopember 1999, dana pihak ketiga mencapai Rp. 678,9 triliyun,
atau meningkat 8,6% dari posisi akhir tahun 1998. Sejalan dengan menurunnya
suku bunga SBI, selanjutnya suku bunga simpanan ikut pula mengalami penurunan
dan sejak bulan juni 1999 bank-bank sudah mulai mengalami kondisi positif spread.
Namun
demikian fungsi intermediasi perbankan masih belum berjalan.
Hal ini terlihat dari belum pulihnya ekspansi kredit perbankan. Bank-bank masih
kesulitan mencari calon debitur yang masih terkait kredit bermasalah karena
sebagian besar sektor swasta masih mengalami kesulitan finansial. Jadi meski
lingkungan ekonomi makro sudah memperlihatkan indikasi stabil, namun kinerja
sektor perbankan di tahun 1999 hingga saat ini masih belum membaik.
Kondisi
PT. Bank Syariah ABC
PT. Bank
Syariah ABC merupakan salah satu perusahaan perbankan di Indonesia yang
berhasil bertahan dari terpaan krisis moneter yang telah berlangsung selama
lebih dari empat tahun, sementara pada saat yang sama bank-bank konvensional
justru berguguran diterjang krisis yang menimbulkan negative spread yang sangat besar.
Keberhasilan PT. Bank Syariah ABC untuk
bertahan dari terpaan krisis, bahkan memperlihatkan peningkatan kinerja
keuangan, dapat dilihat dari Laporan Keuangan tahunannya, dimana tahun
1999 aktiva perusahaan mengalamai peningkatan sebesar 55,12% menjadi Rp. 762,65
milyar dari tahun sebelumnya yang hanya berkisar Rp. 481,16 milyar. Dana Pihak
Ketiga yang berhasil dihimpun sepanjang tahun 1999 mencapai Rp. 580,88 milyar.
Hal ini menunjukan adanya kenaikan 34,78% dari tahun 1998. Peningkatan tersebut
disebabkan oleh meningkatnya jumlah giro, tabungan dan deposito, yang berarti
menunjukan semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat dan mitra usaha kepada
PT. Bank Syariah ABC.
Disamping
pertumbuhan kekayaan, kinerja operasional PT. Bank Syariah ABC pada tahun 1999
juga menunjukan hal yang baik dengan Laba Sebelum Pajak Penghasilan dan Zakat
sebesar Rp. 4,46 milyar. Secara umum, PT. Bank Syariah ABC termasuk dalam
kategori bank yang sehat dengan kenaikan Rasio Kecukupan Modal ( Capital Adequacy Ratio ) lebih dari dua kali menjadi
15,50% dari tahun sebelumnya yang hanya 7,44%. Kinerja Keuangan PT. Bank
Syariah ABC secara lengkap dapat dilihat di tabel berikut ini :
Perkembangan
Perbankan Syariah di Indonesia
PT. Bank
Syariah ABC, dapat terus bertahan dari terpaan krisis dengan menunjukan kinerja
keuangan yang baik. Masuknya perusahaan ini sebagai bank yang sehat ( kategori
A ) dari Bank Indonesia telah menarik minat banyak pihak termasuk bank
konvensional di indonesia untuk mulai mendirikan atau mengoperasikan bank
dengan syariah. Minat tersebut selain karena sistem syariah yang berdasarkan
bagi hasil terbukti lebih tahan dari krisis, juga karena masih sangat
terbukanya pangsa pasar di industri perbankan syariah tersebut, dimana hampir
90% rakyat indonesia beragama Islam.
Peluang tersebut dapat terealisir dengan adanya
UU Bank Sentral No. 10 Tahun 1998 yang memberikan keleluasaan kepada bank
konvensional untuk dapat membuka cabang dengan sistem operasional Bank Syariah.
Keluarnya peraturan tersebut tentu saja hal ini mengakibatkan bermunculannya
bank-bank yang sejenis sehingga tingkat kompetensi dalam bisnis perbankan
syariah di Indonesia semakin ketat.
Tolok
Ukur Kinerja yang Digunakan di PT. Bank Syariah ABC Saat Ini
PT. Bank
Syariah ABC, sebagaimana umumnya perusahaan-perusahaan (perbankan) lainnya di
indonesia hanya menggunakan tolok ukur keuangan untuk melihat kinerja
bisnisnya. Tolok ukur kinerja keuangan pada Bank Syariah ABC meliputi rasio –
rasio keuangan ( financial
ratios ) sebagai
berikut :
1. Return
on Assets (
ROA ), yaitu persentasi laba kotor yang dicapai perusahaan dibandingkan dengan
total aktiva.
2. Return
on Earning Assets (
ROEA ), yaitu persentase laba kotor dibandingkan dengan total aktiva produktif
3. Assets
Turn Over (ATO),
yaitu total pendapatan dibagi total aktiva.
4. Return
on Equity (
ROE ), yaitu prosentase laba kotor dibandingkan dengan total ekuitas
5. Capital
to Assets Ratio (
Rasio Modal terhadap Aktiva ), yaitu total modal dibagi total aktiva
6. Capital
Adequacy Ratio (
CAR ) atau Rasio Kecukupan Modal
7. Loan to
Deposits Ratio (
LDR ), yaitu prosentase pembiayaan / total dana pihak ketiga dan equitas
8. Liabilities
to Equity (
Rasio Kewajiban terhadap Equitas , yaitu persentase kewajiban dibandingkan
dengan total equitas perusahaan.
9. Liabilities
to Assets (
Rasio Kewajiban terhadap Aktiva ), yaitu persentase kewajiban dibandingkan
dengan total aktiva perusahaan.
10. Pre Tax
Margin (
Margin Laba Sebelum Pajak )
11. Net
Margin (
Margin Laba Setelah Pajak )
12. Dividend
per Share (
Dividen per Lembar Saham )
13. Earning
Per Share (
EPS )
Tolok ukur yang dipergunakan harus selalu
dilakukan Update , sesuai dengan tingkat
persaingan yang semakin tinggi. Hal tersebut untuk melihat seberapa besar
pencapaian kinerja perusahaan atas tujuan-tujuan strategisnya, yaitu tolok ukur
yang dapat menunjukan kinerja perusahaan di masa yang akan datang.
Kondisi
yang Mendukung Penerapan BSC di PT. Bank Syariah ABC
Dari
pemaparan materi sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
kondisi yang mendukung dilakukannya perancangan dan penerapan BSC sebagai suatu
sistem manajemen strategis yang sekaligus digunakan sebagai instrumen
pengukuran kinerja di PT. Bank Syariah ABC.
Kondisi
Pertama, yang mendukung penerapan BSC adalah PT. Bank
Syariah ABC telah memiliki visi dan misi yang jelas dan mudah dipahami serta
dituangkan dalam konsep-konsep strategis yang gamblang. Hal ini relatif
memudahkan identifikasi sasaran strategis perusahaan dan perancangan model BSC
yang sesuai dengan arah strategi perusahaan. Keberhasilan identifikasi strategi
perusahaan beserta sasaran-sasarannya akan memudahkan pemilihan berbagai tolok
ukur kinerja bisnis yang sesuai untuk PT. Bank Syariah ABC.
Kondisi
Kedua, struktur organisasi PT. Bank Syariah ABC yang
didominasi oleh keleompok-kelompok fungsional ( Urusan-urusan dan grup-grup)
relatif berhasil mengurangi herarkisme organisasi. Hal ini memungkinkan
terjadinya komunikasi yang efektif diantara seluruh individu dalam organisasai.
Dengan demikian visi, misi dan strategi usaha yang dirancang di tingkat puncak
akan dapat dikomunikasikan secara efektif keseluruh individu dalam organisasi
perusahaan. Kesatuan pemehaman seluruh individu atas visi, misi dan strategi
perusahaan sangatlah penting untuk mendukung keberhasilan implementasi BSC untuk
mengukur kinerja bisnis, dan juga proses evaluasi serta proses umpan baliknya.
Dengan adanya kesatuan pemahaman tersebut, setiap individu akan berusaha
menyelaraskan tujuan atau sasaran kerjanya ( personal
goals ) dengan
sasaran strategis perusahaan, sehingga pada akhirnya pencapaian sasaran
strategis perusahaan akan berarti pencapaian tujuan setiap individu. Hal ini
pada akhirnya akan memberikan kepuasan kerja pada seluruh karyawan, dan
manajemen pun akan lebih mudah melakukan penilaian atas kinerja setiap individu
guna menentukan kompensasi secara objektif.
Kondisi Ketiga,
kondisi persaingan yang semakin meningkat, bukan hanya dengan bank-bank
konvensional namun juga dengan bank-bank syariah baru yang dimungkinkan
kelahirannya karena keluarnua Undang-Undang No. 10/1998, mendorong PT. Bank
Syariah ABC untuk senantiasa merumuskan dan mengevaluasi secara terus menerus
strategi usahanya untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan. Untuk dapat
mengevaluasi efektivitas strategi usaha pencapaian sasaran-sasaran strategis
perusahaan secara tepat, PT. Bank Syariah ABC memerlukan suatu instrumen
pengukuran kinerja bisnis yang dapat memberikan informasi tentang keberhasilan
strategi dan operasi bisnis perusahaan secara komprehensif, bukan hanya dari
aspek keuangan, namun juga dari seluruh aspek yang terlibat dan berpengaruh
secara signifikan terhadap proses bisnis secara keseluruhan. Karakteristik
instrumen pengukuran kinerja seperti ini dapat ditemukan pada konsep BSC.
Kondisi Keempat,
komposisi sumber daya manusia di PT. Bank Syariah ABC yang sebagian besar
berusia relatif muda ( 49% pegawai berusaha dibawah 30 tahun, 45% berusia
antara 31-40 tahun, dan sisanya diatas 40 tahun ) yang sebagian besar
berpendidikan sarjana memungkinkan adanya dinamika dan progresivitas proses
manajerial. Lazimnya, pegawai berusia muda relatif lebih tanggap terhadap
perubahan dan lebih dapat diterima adanya sistem baru secara mudah. Kondisi
semacam ini jelas sangat kondusif bagi penerapan BSC sebagai instrumen
pengukuran kinerja bisnis di PT. bank Syariah ABC.
Dengan kondisi-kondisi seperti tersebut diatas
maka PT. Bank Syariah ABC sangat tepat untuk segera menerapkan sistem strategis
manajemen berbasis BSC yang dapat digunakan sebagai suatu sistem pengukuran
kinerja yang komprehensif dalam melihat kinerja perusahaan dari berbagai sudut
pandang yang sangat seimbang
Perancangan
Model Dasar BSC untuk PT. Bank Syariah ABC
Penerapan
sistem manajemen strategis berbasis BSC oleh PT. Bank Syariah ABC dapat
digunakan sebagai suatu sistem pengukuran kinerja yang secara terus menerus
akan memantau keberhasilan penerapan strategi perusahaan dan mengukur kinerja
perusahaan secara komprehensif dan seimbang sehingga kinerja perusahaan setiap
saat dapat diketahui secara jelas..
Evaluasi
dan Konsensus Visi, Misi dan Strategi Perusahaan
Dalam
tahap awal perancangan BSC haruslah dibentuk tim kerja yang dipimpin oleh
Pimpinan dengan anggota dari berbagai bagian dalam perusahaan, sehingga seluruh
bagian dalam perusahaan terwakili. Tim kerja ini akan didampingi dan bekerja
sama dengan Tim dari luar perusahaan yang mengerti dan memahami konsep ini
secara baik dan benar. Dalam contoh ini Tim kerja dari dalam perusahaan tidak
dibentuk, oleh karenanya rancangan ini nantinya diharapkan dapat menjadi model
dasar BSC yang dapat diimplementasikan di PT. Bank Syariah ABC atau sebagai
contoh bagi perusahaan lain.
Proses
selanjutnya dari perancangan BSC ini adalah mengevaluasi visi, misi dan
strategis yang ada. Apakah masih akan dipertahankan atau dilakukan perubahan
sesuai dengan hasil analisis terhadap visi dan misi perusahaan termasuk
analisis terhadap strategis yang digunakan. Hal ini akan lebih baik jika
didukung oleh suatu penelitian mengenai tren industri perbankan syariah.
Berdasarkan analisis maka visi, misi dan
strategi TP. Bank Syariah ABC perlu dilakukan perubahan walaupun tidak secara
total diganti oleh yang baru. Perubahan ini dilakukan agar visi, misi dan
strategi perusahaan lebih sederhana dan mudah dipahami. Tetapi perlu ditekankan
disini bahwa perubahan yang dilakukan inipun tidaklah mengurangi makna dari
visi, misi dan strategi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Visi PT.
Bank Syariah ABC setelah dilakukan perubahan dan penyesuaian adalah menjadi :”Bank
Syariah yang Utama, Dominan dan Dikagumi di Pasar Global“ Penjabaran Visi ke dalam Misi perusahaan dilakukan sesuai dengan
kriteria utama dalam visi-nya yang terangkum dalam tiga kata yaitu : utama, dominan dan dikagumi, sehingga Misi PT. Bank Syariah ABC
menjadi :
1. Menjadi
model bagi pengelolaan Bank berdasarkan Syariat Islam
2. Menjadi
Bank Syariah yang paling sehat dan inovatif dalam memenuhi kebutuhan nasabah.
3. Menjadi
Bank Syariah yang dikelola secara profesional.
Ketiga
pernyataan misi di atas menjunjukan perhatian yang seimbang terhadap seluruh
aspek perusahaan. Dengan kata lain, pernyataan misi tersebut telah melihat
perusahaan dari berbagai sudut pandang atau perspektuf yaitu :
1. Perspektif
Keuangan, yang
ditranformasikan dengan menjadi Bank yang sehat.
2. Perspektif
Nasabah, yang
ditransformasikan dengan menjadi bank yang dapat memenuhi kebutuhan nasabahnya.
3. Perspektif
Internal Bisnis, yang
ditransformasikan dengan menjadi bank yang inovatif
4. Perspektif
Pertumbuhan dan Pembelajaran, yang
ditransformasikan dengan menjadi bank yang dikelola secara profesional. Hal ini
menunjukan perhatian perusahaan pada upaya peningkatan keahlian dan
profesionalitas pegawai.
Penentuan
Strategi Perusahaan
Tahapan
selanjutnya adalah penentuan strategi yang akan digunakan oleh PT. Bank Syariah
ABC dalam menjalankan usahanya. Proses terbaik dalam menentukan strategi yang
akan digunakan haruslah didahului dengan SWOT analysis
( strenght, weaknesses, opportunities, and threats )yang bisa
dilakukan dengan menggunakan model competitive
advantage-nya Porter.
Untuk lebih mempermudah memahaminya, maka
penentuan strategi dalam contoh kasus ini menggunakan model penentuan strategi
dari General Electric Planning Model. Model ini menunjukan dua
variabel untuk menentukan strategi perusahaan, yaitu daya tarik industri (industry
attractiveness )
dan kekuatan bisnis perusahaan ( business
strength )
dalam penguasaan pangsa pasar yang ada.
Dari hasil analisis ternyata daya tarik industri
tinggi, hal ini terbukti dengan banyaknya peminat yang masuk industri perbankan
syariah, dan PT Bank Syariah ABC, sebagai pelopor atau bank syariah pertama
yang ada di Indonesia, memiliki kekuatan usaha yang sangat kuat dalam
penguasaan pangsa pasar. Maka strategi yang dipilih adalah strategi pertumbuhan
( growth strategy ). Pertimbangan lainnya dalam
pemilihan strategi ini adalah kesesuaian visi dan misi perusahaan. Dimana untuk
dapat mencapai visi dan misi perusahaan seperti tersebut diatas maka perusahaan
harus terus berkembang. Strategi yang dipilih memang berbeda dengan yang telah
ditetapkan oleh PT. Bank Syariah ABC, tetapi sebenarnya tidak berubah secara
drastis. Hal ini akan lebih dipahami dalam penjelasan selanjutnya.
Pemilihan
Perspektif dan Penentuan sasaran Strategis Perusahaan
Penentuan
persepektif yang akan digunakan untuk menjabarkan strategi ke dalam istilah-istilah
operasional ( translating
strategy into operational terms )
dilakukan dengan memperhatikan keseimbangan antara aspek keuangan dan non
keuangan, aspek masa lalu dan aspek masa depan, serta aspek eksternal dan aspek
internal. Untuk itu empat perspektif yang ditawarkan Kaplan dan Norton dalam
konsep BSC diterapkan yaitu :
1. Perspektif Keuangan
2. Perspektif Pelanggan
3. Perspektif Internal Bisnis, dan
4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Keempat perspektif tersebut dianggap mencukupi
dengan sedikit perubahan nama dalam perspektif pelanggan menjadi perspektif
nasabah, sesuai dengan keunikan dari industri perbankan itu sendiri dimana
pelanggan memiliki penamaan sendiri yaitu ” nasabah “.
Dari berbagai data yang ada seperti data
perancangan strategis dari hasil wawancara dengan berbagai pihak di PT. Bank
Syariah ABC, yaitu penentuan sasaran-sasaran strategis didalam setiap
perspektif, dapat di laksanakan. Dari proses ini penentuan sasaran-sasaran
strategis PT. Bank Syariah ABC adalah :
1. Meningkatkan pendapatan melalui ekspansi
pembiayaan secara selektif dan prudent.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kepada nasabah
3. Meningkatkan jumlah kantor layanan baru.
4. Mengembangkan produk andalan
5. Mengembangkan teknologi informasi dan kerja
sama dengan pihak ketiga.
6. Meningkatkan profesionalisme pegawai, dan
7. Meningkatkan pengawasan dan budaya patuh
pada aturan.
Sasaran-sasaran strategis ini pada intinya
disarikan dari strategi dan langkah-langkah yang antisipatif PT. Bank Syariah
ABC yang telah diterapkan sebelumnya. Sampai langkah ini harus dilakukan
evaluasi keterhubungan antara visi, misi dan strategi perusahaan dengan keempat
perspektif serta sasaran-sasaran strategisnya. Dari hasil analisis dan evaluasi
dapat diuraikan hubungan kesemua hal tersebut dalam materi berikutnya.
Untuk menguraikan setiap sasaran strategis
kedalam berbagai tolok ukur maka perlu diketahui terlebih dahulu proposisi
pelanggan ( customer
value proposition )
yang merupakan kunci keberhasilan perusahaan untuk mengetahui kebutuhan
pelanggan. Salah satu cara untuk mengetahui hal tersebut adalah dengan
cara melakukan penelitian pasar ( market
research ).
Proposisi nilai nasabah PT. Bank Syariah ABC dapat diuraikan pada materi
berikutya.
Tolok
Ukur BSC PT. Bank Syariah ABC
Tolok ukur kinerja ( performance measures ) dikelompokan ke dalam lag indicators sebagai suatu core outcomes dan lead indicators sebagai suatu performance drivers. Dalam memilih
tolok ukur yang akan digunakan tentu saja harus diperhatikan keterkaitan visi,
misi dan strategi PT. Bank Syariah ABC sebagaimana telah disebutkan pada
postingan sebelumnya dan lebih penting lagi adalah diukurnya keberhasilan
pencapaian sasaran-sasaran strategis yang telah dipilih serta dipahaminya tolok
ukur tersebut oleh seluruh bagian perusahaan paling tidak oleh bagian atau
pegawai yang bertanggung jawab terhadap setiap ukuran yang dipilih. Berbagai
Tolok Ukur yang dipilih dalam perancangan BSC PT. Bank Syariah ABC adalah
sebagai berikut :
(1)
Perspektif Keuangan ( Financial
Perspective )
(2) Perspektif Nasabah ( Customer Perspective )
(3) Perspektif Proses Bisnis
Internal (
Internal Business Process Perspective )
(4) Perspektif Pertumbuhan
dan Pembelajaran (Learning & Growth Perspective )
Balanced
Scorecard
PT. Bank
Syariah ABC
Hubungan
antar Visi, Misi dan Strategi dengan Perspektif yang dipilih serta tujuan
Strateginya
Perspektif
Keuangan PT. Bank Syariah ABC
Ditinjau
dari siklus hidupnya, saat ini PT. Bank Syariah ABC merupakan bank yang berada
dalam tahap pertumbuhan. Hal ini ditunjukan oleh pertumbuhan pesat perbankan
syariah ( emerging market ), terutama dengan keluarnya Undang-undang nomor 10
Tahun 1998 yang memungkinkan lahirnya bank-bank baru yang beroperasi
berdasarkan prinspi syariah. Disamping itu, masih rendahnya tingkat kesadaran
dan partisipasi umat islam di Indonesia ( sebagai target pasar utama bank
syariah ) untuk menjadi nasabah bank –bank syariah menunjukan potensi pasar
yang masih cukup tinggi dan belum tergali, yang memungkinkan bank-bank syariah
untuk dapat terus tumbuh jika berhasil dimanfaatkan potensi pasar tersebut.
Dengan demikian, sangat tepat jika sasaran strategis PT. Bank Syariah ABC dalam
perspektif keuangan adalah untuk meningkatkan pendapatan, terutama dengan upaya
menggali potensi nasabah peminjam dana untuk usaha kecil dan menengan (UKM ).
Dengan strategi pertumbuhan pendapatan
tersebut, maka tolok ukur keuangan yang sebaiknya dijadikan sebagai tolok ukur
kinerja bisnis yang utama adalah tolok ukur keuangan. Tolok ukur ini dapat
digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran strategis PT. Bank
Syariah ABC dalam hal pendapatannya, yaitu :
a. Return
on Assets ( ROA )
Yaitu
persentase laba kotor yang dicapai perusahaan dibandingkan dengan total aktiva
perusahaan. Kenaikan atau penurunan ROA dari satu periode akuntansi berikutnya
dapat dijadikan ukuran pertumbuhan pendapatan perusahaan. Jika tolok ukur ini
dirata-ratakan untuk beberapa periode, akan menghasilkan tingkat pertumbuhan
pendapatan rata-rata ( average
growth rate )
b. Net
Margin ( Laba setelah Pajak ).
Pertumbuhan
atau penurunan laba dari period eke periode juga dapat digunakan untuk mengukur
pertumbuhan pertumbuhan pendapatan perusahaan. Jika tolok ukur ini
dirata-ratakan untuk beberapa periode, akan menghasilkan tingkat pertumbuhan
pendapatan rata-rata ( average growth rate)
c. Revenue
mix ( bauran pendapatan )
Yaitu
melihat pendapatan dari berbagai sumber darimana pendapatan tersebut diperoleh,
seperti bernagai macam produk atau nasabah (segmen ). Ukuran ini untuk mengukur
kinerja atau profitabilitas berbagai macam produk yang ada dan setiap segmen
nasabah.
Perspektif
Nasabah PT. Bank Syariah ABC
Sasaran
stratedi dalam perspektif nasabah meliputi :
1.
Miningkatkan mutu pelayanan kepada nasabah,
dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan nasabah dan juga mempertahankan
nasabah.
2.
Meningkatkan jumlah kantor layanan baru untuk
mennjangkau nasabah potensial dilokasi-lokasi strategis. Dengan tujuan untuk
meningkatkan jumlah nasabah dan pangsa pasar.
3.
Kedua sasaran strategis tersebut diatas sejalan
dengan strategi pertumbuhan perusahaan dan sasaran strategis berupa
meningkatkan pendapatan pada perspektif keuangan.
Dengan demikian, tolok ukur yang tepat untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis dalam perspektif nasabah adalah :
Dengan demikian, tolok ukur yang tepat untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis dalam perspektif nasabah adalah :
a.
Tingkat Kepuasan Nasabah ( customer satisfaction
)
Tolok ukur ini dapat diketahui melalui survey kepada pelanggan/nasabah secara periodic. Salah satu metode survey yang dapat digunakan adalah dengan metode servqual. Metode ini merupakan cara untuk mengetahui seberapa besar kesenjangan ( gap ) antara harapan ( expectation ) nasabah dan persepsi nasabah terhadap pelayanan yang diberikan PT. Bank Syariah ABC. Masing-masing item pernyataan dari harapan dan persepsi nasabah diberikan nilai ( score ) untuk dapat melihat selisih ( gap ) antara harapan pelanggan dan persepsinya.
Tolok ukur ini dapat diketahui melalui survey kepada pelanggan/nasabah secara periodic. Salah satu metode survey yang dapat digunakan adalah dengan metode servqual. Metode ini merupakan cara untuk mengetahui seberapa besar kesenjangan ( gap ) antara harapan ( expectation ) nasabah dan persepsi nasabah terhadap pelayanan yang diberikan PT. Bank Syariah ABC. Masing-masing item pernyataan dari harapan dan persepsi nasabah diberikan nilai ( score ) untuk dapat melihat selisih ( gap ) antara harapan pelanggan dan persepsinya.
b.
Penguasaan Pasar ( marker share )
Tolok ukur ini merupakan tolok ukur yang penting karena terkait erat dengan visi PT. Bank Syariah ABC. Pangsa pasar dihitung dari besarnya pasar atau jumlah nasabah yang berhasil dikuasai PT. Bank Syariah ABC dibandingkan dengan total pasar atau jumlah nasabah potensial dalam bisnis perbankan syariah di Indonesia. Secara singkat peningkatan penguasaan pangsa pasar ini disebabkan oleh dua hal yaitu kemampuan perusahaan untuk mempertahankan nasabah lama dan memperoleh nasabah baru.
Tolok ukur ini merupakan tolok ukur yang penting karena terkait erat dengan visi PT. Bank Syariah ABC. Pangsa pasar dihitung dari besarnya pasar atau jumlah nasabah yang berhasil dikuasai PT. Bank Syariah ABC dibandingkan dengan total pasar atau jumlah nasabah potensial dalam bisnis perbankan syariah di Indonesia. Secara singkat peningkatan penguasaan pangsa pasar ini disebabkan oleh dua hal yaitu kemampuan perusahaan untuk mempertahankan nasabah lama dan memperoleh nasabah baru.
c.
Kemampuan untuk mempertahankan nasabah lama
atau retensi nasabah ( customer retention ).
Tolok ukur ini dapat dihitung dari perbandingan antara jumlah pelanggan yang tetap setia dengan suatu produk bank syariah ABC untuk suatu periode sebelumnya. Hasilnya dibandingkan dengan standar atau criteria yang telah ditentukan, untuk menilai apakah Bank Syariah ABC dapat mempertahankan nasabahnya dengan baik atau tidak.
Tolok ukur ini dapat dihitung dari perbandingan antara jumlah pelanggan yang tetap setia dengan suatu produk bank syariah ABC untuk suatu periode sebelumnya. Hasilnya dibandingkan dengan standar atau criteria yang telah ditentukan, untuk menilai apakah Bank Syariah ABC dapat mempertahankan nasabahnya dengan baik atau tidak.
d.
Kemampuan memperoleh nasabah baru atau akuisisi
nasabah ( customer acquisition )
Tolok ukur ini dapat dilihat dari besarnya jumlah nasabah baru yang berhasil diperoleh PT. Bank Syariah ABC dibandingkan dengan estimasi jumlah pelanggan potensial atau dibandingkan dengan estimasi kemampuan pesaing. Hasilnya dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan sbelumnya.
Tolok ukur ini dapat dilihat dari besarnya jumlah nasabah baru yang berhasil diperoleh PT. Bank Syariah ABC dibandingkan dengan estimasi jumlah pelanggan potensial atau dibandingkan dengan estimasi kemampuan pesaing. Hasilnya dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan sbelumnya.
Perspektif
Proses Bisnis Internal PT. Bank Syariah ABC
Prespektif
ini memiliki dua sasaran strategis yaitu:
1.
Mengembangkan produk-produk baru yang dapat
diandalkan, dan
2.
Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi
dan kerja sama dengan pihak ketiga
Sasaran
strategis pertama ; berupa
pengembangan produk-produk baru yang dapat diandalkan untuk mengantisipasi
kebutuhan nasabah akan layanan keuangan sehingga nasabah lama dapat
dipertahankan dan nasabah baru dapat diperoleh yang pada akhirnya akan
memperbesar pengusaan pangsa pasar, PT. Bank Syariah ABC dan meningkatkan nilai
bauran pendapatan. Tolok ukur yang tepat untuk mengukur keberhasilan pencapaian
strategis ini adalah :
a. Pendapatan
Produk Baru
Tolok
ukur ini berguna untuk mengukur tingkat keberhasilan produk-produk baru dalam
meraih pendapatan selama periode tertentu. Misalnya, dengan menghitung
pendapatan yang berasal dari setiap produk baru ( revenue of new product ) untuk suatu periode tertentu
dibandingkan dengan total pendapatan PT. Bank Syariah ABC dalam periode
tersebut. Disamping it, keadaan produk baru dapat pula diukur dari
kontribusinya dalam meraih nasabah atau jumlah nasabah lama yang menggunakan
atau beralih ke produk baru tersebut. Misalnya dengan cara menghitung
persentase jumlah nasabah untuk suatu produk baru dibandingkan total jumlah
nasabah PT. Bank Syariah ABC secara keseluruhan. Makin besar kontribusi yang
diberikan suatu produk baru, makin menandakan keandalan produk tersebut untuk
meningkatkan pendapatan perusahaan.
b. Siklius
Pengembangan Produk
Tolok
ukur ini berguna sebagai dasar untuk menilai responsitivitas dalam
mengantisipasi kebutuhan nasabah dan tingkat inovasi PT. Bank Syariah ABC.
Semakin cepat siklus suatu produk baru dihasilkan dapat berarti bahwa
perusahaan semakin responsif dan pegawai semakin tinggi tingkat keahliannya.
Sasaran
Strategis Kedua ; adalah
peningkatan penggunaan teknologi informasi dan kerjasama dengan pihak ketiga.
Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada para
nasabah dan untuk memperlancar bergulirnya proses diseluruh bagian perusahaan
termasuk dikantor-kantor layanan baru. Tolok Ukur yang dapat digunakan untuk
mengukur keberhasilan sasaran strategis ini adalah :
a. Tingkat
Kesalahan Layanan ( service
error rate ).
Tolok ukur ini dimaksudkan untuk mengukur
seberapa sering pegawai melakukan kesalahan dalam memberikan layanan kepada
nasabah termasuk tingkat kesalahan pekerjaan lain yang menjadi tugasnya. untuk
melihat kebenaran dari tingkat kesalahan layanan ini bisa dilakukan dengan
melakukan audit kualitas layanan ( service
quality audit ).
Semakin rendah tingkat kesalahan layanan maka tingkat kepuasan nasabah akan
semakin tinggi.
b. Waktu
Proses (process
time )
Tolok
ukur ini digunakan untuk mengukur efesiensi dari transaksi yang dilakukan.
Semakin sedikit waktu proses yang diperlukan untuk melakukan suatu transaksi
maka biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan aktivitas tersebut akan semakin
rendah sehingga kepuasan nasabah akan meningkat karena dilayani dengan cepat
dan keuntungan perusahaan akan meningkat.
c. Perjanjian
dengan Pihak Ketiga ( partner
with third party providers )
Banyaknya
patner dari pihak ketiga seperti penggunaan ATM bersama bank-bank lain dan
kerjasama dengan Departemen Agama untuk Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (
SISKOHAT) akan mempercepat waktu proses dalam transaksi dan mengurangi tingkat
kesalahan dalam memberikan layanan. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan
kepuasan nasabah dan keuntungan perusahaan.
Sasaran-sasaran
strategis dan tolok ukur yang digunakan sejalan dengan sasaran strategis dan
tolok ukur dalam perspektif keuangan maupun perspektif pelanggan, hal ini dapat
dilihat dari hubungan sebab akibat antar sasaran strategis dan berbagai tolok
ukur. Hubungan ini dapat terlihat secara menyeluruh setelah persepektif
pertumbuhan dan pembelajaran selanjutnya. Tapi sebelumnya haruslah dilihat
terlebih dahulu hubungan antara perspektif nasabah dan perspektif internal
bisnis dengan menganalisis keterkaitan keduanya dengan menggunakan analisis
proposisi nilai pelanggan. Hubungan kedua perspektif tersebut dapat dilihat
pada gambar dibawah ini :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar